Semua telur memiliki kesamaan fungsi, yaitu sebagai cara untuk berkembang biak. Dari telur yang telah “dibuahi” akan “menetas” seekor binatang penerus induknya. Selain itu telur juga enak untuk dimakan, dan mengandung kandungan gizi yang baik.
Lantas bagaimana bisa terjadi dalam satu telur terdapat dua buah kuning telur? Sebaiknya kamu harus memahami dulu bagaimana sebutir telur dihasilkan pada tubuh seekor ayam misalnya.
Di dalam tubuh ayam betina (unggas pada umumnya), terdapat organ perkembangbiakan yang berupa saluran panjang yang dimulai dengan Infundibulum (1), Magnum (2), Isthmus (3), Uterus (4) (shell gland), dan rongga rahim yang ada telurnya (5).
Sel telur berupa folikel (bakal kuning telur) “dilepasakan” oleh ovarium (organ “penghasil” telur) dan “ditangkap” oleh Infundibulum. Di dalam Infundibulum ini lah juga terjadi “pembuahan” oleh sel ayam jantan.
Selanjutnya “bakal telur” tadi menuju saluran Magnum. Di tempat ini folikel akan “dibungkus” oleh albumen atau “putih telur”. Selanjutnya terus berjalan hingga ke Insthmus dan akan mendapat “perlingdungan” dari komponen Calsium pada Uterus. Disini sebutir telur telah “tercipta”. Selanjutnya telur akan dikeluarkan dari tubuh ayam, selanjutnya jika di “erami” selama 21 hari, akan menetas menjadi anak ayam. Atau jika telur itu tidak “fertil” atau tidak dibuahi oleh ayam jantan, maka “nasibnya” akan menjadi telor mata sapi atau dadar di meja makan kamu.
Jadi jika seekor ayam betina kebetulan “melepaskan” folikel kembar dari ovariumnya, maka kedua “kuning telur” tadi akan terbungkus bersama-sama dalam satu “cangkang” telur. Akibatnya terjadilah telur yang memiliki dua buah kuning telur. Biasanya ini terjadi pada ayam betina “muda” yang baru mulai “bertelur”, atau manusia sengaja “merekayasa” peternakan ayam sehingga secara sengaja bisa menghasilkan telur yang “kembar”, yang tentu saja menguntungkan untuk dikonsumsi.
Nah misal kedua “kuning” telur itu berhasil “dibuahi” oleh ayam jantan, apakah lantas akan “menetas” dua buah anak ayam dari satu telur?. Jawabannya adalah bisa!, tapi karena dalam perkembangannya kedua anak ayam itu akan saling “bertengkar” dan bersaing, apalagi di tempat yang “sesak”. Maka biasanya hanya satu anak ayam yang “hidup” atau bahkan kedua-duanya mati.
0 komentar:
Posting Komentar