Negara Malaysia Berulah Lagi

Pada tanggal 7 april 2011 lalu, Kapal milik Direktorat Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), HIU 001 telah menangkap dua kapal illegal fishing asal Malaysia, namun dalam proses penangkapan ada gangguan yaitu berupa 3 buah helikopter milik Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) dengan persenjataan lengkap mencoba menghalangi penangkapan tersebut. Menurut Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Laksamana TNI Agus Suhartono, helikopter tersebut belum menunjukkan tindakan permusuhan karena di dalam peraturan internasional ada hal khusus yang menjadi perhatian dari semua instansi yang memegang senjata.


"Mengarahkan senjata kepada unit lain dianggap tindakan permusuhan. Jadi semua pasti hati-hati menggunakan senjata," ujar Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di Istana Kepresidenan, Selasa (12/4/2011).

Selain itu, Agus mengatakan, perlu dibedakan antara Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan Teritorial. "Mereka kemarin baru di Zona Ekonomi Eksklusif di mana itu hak eksklusif untuk pengelolaan kekayaan saja. Mereka belum melanggar wilayah kita," katanya.

Agus mengatakan, yang jelas kapal (KKP), HIU 001 juga sudah berketetapan hati karena posisi itu ada di perairan Indonesia. "Mungkin masuknya sedikit dari penilaian beberapa pihak bisa saja debatable. Tapi karena dia yakin itu bagian Indonesia, bagus itu bertahan. Manakala ada pihak lain yang ingin membebaskan dan itu tidak diterima. Dan mereka akhirnya tidak melanjutkan keinginannya, saya rasa itu juga bagus., sesuai dengan peraturan internasional," kata Agus.

Di Selat Malaka, menurut Agus selalu ada operasi pengamanan, yaitu patroli yang terkoordinasi di Selat Malaka sepanjang tahun. "Dilakukan oleh Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand. Kekuatan kita juga ada di sana," tandas Agus.

0 komentar:

Posting Komentar